Dursle – Masa SMA adalah masa yang paling berkesan dalam kehidupan remaja. Hal yang indah seperti bersendau gurau hingga sedih pun ada.
Banyak cerita yang tak terduga yang selalu menghiasi hari-hari sekolah. Terkadang terasa rindu suasana sekolah yang sangat khas seperti makanan di kantin yang masih ada dalam ingatan.
Hallo nama saya putri, saya memiliki dua orang sahabat semasa sekolah dulu dan alhamdulillah, sampai saat ini persahabatan kami masih terjalin.
Walaupun kita jarang bertemu. Tapi kita masih saling memberikan kabar satu dengan yang lain. Kita bisa berteman dengan siapa saja.boleh, mau dia kaya, miskin, jelek tampan, lelaki, wanita, tua, atau muda.
Semua boleh saja karena tidak ada aturan yang menghalangi seseorang untuk berteman dengan siapa saja
Dina adalah sahabat di kelas ku, tubuhnya tinggi memiliki rambut pendek sedangkan sahabat ku yang satunya bernama nimas dia memiliki tubuh yang cukup tinggi dan memiliki rambut pendek.
sedangkan aku si paling pendek sendiri di antara mereka berdua, kami kemana-mana selalu bertiga. Dari dua sahabat ku itu Dina lah yang memiliki sikap paling kalem dan sabar.
Nimas dia si paling bawel suka berdebat bisa di sebut Nimas lah yang paling aktif dan cerewet. Di antara kami, dia tidak mau mengalah. Tapi suatu hari untuk yang pertama kalinya aku melihatnya mengalah, dia tidak menjawab perkataan dari temanku sekelas ku. Kemudian aku dan Dina bertanya “kok tumben sekali, kamu tidak menjawab perkataan si dia”.
Kemudian Nimas menjawab pertanyaan ku dan Dina, “bicara sama dia itu tidak ada habisnya dan juga tidak berguna”.
Seketika aku dan dina lansung terkejut mendengar Jawaban itu, tapi memang begitu lah sifatnya. Jika dia tidak menyukai suatu hal, maka terkadang dia akan mengatakannya secara langsung. Bahkan aku dan Dina sering di buat kaget dengan perkataan Nimas, ketika dia sedang menjawab perkataan dari orang yang tidak dia sukainya. Bicaranya halus tapi menyakitkan hati sehingga membuat orang terkadang tersinggung.
Kalau berbicara tentang masa SMA saatlah bermakna dan memberikan kesan yang sangat berarti. Lingkungan sekolah yang asri, banyak kelas dan bangku menjadi khasnya.
Banyak pohon yang tinggi, lapangan basket menjadi saksi bisu ketika aku dihukum karena telat datang ke sekolah. Yang masuk jam 7 pagi ehh aku datang 7.30, ya jelas aku dihukum lari lapangan 10 kali tanpa alas kaki alias nyeker.
Bayangkan matahari masih di atas dan teriknya bukan main disuruh lari lapangan, keringat mengucur sangat deras seperti orang kehujanan saja.
Setelah menjalani hukuman aku masuk ke kelas untuk mengikuti pelajaran dan alangkah terkejutnya, aku lupa membawa tugasku bahasa indonesia.
Bu. Raisya masuk ke kelas mengabsen lalu menagih tugas yang ia berikan dua minggu yang lalu. Aku sangat terkejut karena aku tidak membawanya, sehingga aku dihukum berdiri di depan kelas selama pelajaran berlangsung.
Selama 4 jam pelajar aku berdiri sambil tangan di telinga dan kaki kanan diangkat satu makin pegal aku, bestiee.
Bel berdering saat nyaring menandakan waktu istirahat tiba aku pun merasa senang karena hukumanku sudah selesai. Tapi ternyata belum, aku disuruh merangkum dari bab 1 sampai bab 3 dan hari kamis dikumpulkan. Aaahhhhh aku menggela nafas betapa sial aku hari ini.
Perutku sangat kelaparan, pagi hari harus olahraga lari dihukum di kelas gara-gara tidak mengerjakan tugas. Aaahh aku lelah sekali.
Aku, Dina,dan Nimas menuju ke kantin langsung memesan mie ayam dua porsi dan dua es jeruk. Aku sangat lapar dan kehausan sekali, rasanya seperti hidup di gurun pasir.
Dina dan Nimas melihatku heran kenapa banyak sekali pesannya. Dina bertanya kamu gak salah? aku menjawab dengan menggelengkan kepala sambil melahap mie ayam selagi panas.
Rasanya hmmm enak bumbunya pas sambal dan teman-temannya jadi pelengkap yang harmonis. Dina memesan nasi soto ayam dan segelas es the manis. Sedangkan Nimas memesan bakso dengan air kosong alias air puih.
Aku makan dengan lahap sekali, dua mie ayam langsung habis dalam hitungan menit saja. Tinggal segelas es jeruk saja. Aku merasa senang sudah merasa kenyang sekali, sehingga siap menghadapi kehidupan yang sekeras batu ini hehehe.
Setelah makan, aku mendengar ada pengumuman kalau sekolah pulang cepat. Ahhh aku sangatlah senang sudah perut kenyang ehh sekolah pulang cepat.
Nimas mengajakku untuk pergi ke pantai sebagai healing kecil-kecilan, karena tadi aku dapat sial, aku merasa butuh ya langsung ku iyakan. Sesampainya di pantai, langit sangat cerah, matahari sangat menyengat saat terkena kulit ku yang sawo busuk ini.
Semilir angin yang nerpa badanku sangat sejuk sekali membuat aku kehausan, akhirnya kami memutuskan untuk membeli es kelapa muda dengan gula aren. Manisnya pas dan rasa haus langsung hilang.
Kami menikmati moment sambil bercerita banyak hal. kami melakakan hal, yang membuat kami melupakan sejenak sekolah. Moment bersama seperti ini yang kami rindukan. Beberapa tahun berlalu, kami sekarang sudah meninggalkan bangku sma beranjak ke bangku kuliahan, yang muridnya sangat beragam dari berbagai daerah di indonesia.
Membuat kuliah kelihatan sangat menyenangkan dan menarik untuk dijalani sebagai mahasiswa. Terkadang kami chat hanya sekedar tanya kabar dan menawarkan untuk pergi ke café bersama.
Hanya sekedar mengobrol sambil minum kopi dingin, kami sangat merindukan moment yang seperti ini meski nanti bakal perpisah. Tapi kami masih bisa sesekali bertemu melepas rindu. Kami sebenarnya melanjutkan ke universitas yang ada di Malang juga, tapi karena satu dan lain hal aku melajutkan di Blitar saja.
Kalau mengenang masa sma dan kebersamaan bersama sahabat membuatku malu sendiri, sebab banyak moment yang sangat seru. Terkadang ingin ku ulangi waktu seperti dulu, tapi semua mustahil dilakukan, karena waktu tak ada yang berjalan mundur adanya berjalan maju.
Hari ini aku mengantar Nimas dan Dina, untuk ke Malang untuk berkuliah di sana. Sesampainya di sana aku membantu mereka mencari kosan yang dekat dengan kampus, biar tak ribet gitu ya.
Setelah berkeliling hampir satu jam, akhirnya kami dapat kosan di belakang kampus pas. Kamar sedang dengan perabotan seperti kasur dan lemari sederhana, dengan kamar mandi. Kemudian barang-barang mereka ditaruh di sana dan kami main ke mall dekat kampus.
Kami naik ke lantai 3 langsung ke Food court, kami memesan banyak makan untuk disharing seperti nasi goreng, ayam mentega ,mie goreng seafood dan masih banyak lagi.
Setelah makan kami bermain di time zone mulai bermain basket, mengambil boneka menggunakan penjepit, game menyetir mobil, hingga game yang menari di papan yang ada tandanya itu lo. Apa namanya aku lupa ya itulah pokoknya.
Kami sangat gembira sekali hari mulai petang dan aku harus berangkat pulang ke Blitar. Sebenarnya sangat berat meninggalkan mereka, tapi aku tak ada pilihan aku berpamitan pada mereka.
Tak terasa air mataku menetes, kami menangis bersama sebagai salam perpisahan. Aku menuju stasiun, tak lama kereta akan berangkat dan aku bergegas naik ke kereta api menuju Blitar.
Semua sudah berubah tak lagi sama kaya dulu, kita yang dipisahkan jarak dan waktu. Tapi kita masih mengajalin di chat whatsap.
Terkadang aku merasa kesepian dan aku memutuskan untuk berkerja, agar tak kepikiran. Ini hanya sementara sambil menunggu aku masuk kuliah saja. Kerja ternyata tak semudah yang dipikirkan, setelah aku jalani ternyata susah meskipun terlihat ringan tapi susah sekali bestie.
Aku bekerja di salah satu toko baju di sini ,bekerjaannya tak hanya melayani orang mau beli saja, tapi mulai angkat barang dan sebagainya. Terkadang orang memandang remeh tapi mereka tak tahu saja.
Teman di tempat bekerja juga berpangaruh, di lingkungan kerja teman yang toksix mencari muka di atasan, hingga menjelekan teman menjadi poin yang sangat menyebalkan. Padahal mereka tidak tahu hidup seseorang tapi berbicara seakan tahu betul bagaimana hidup seseorang, tanpa ia sadari membuka aibnya sendiri.