Kisah Untuk Arshara

Dursle – Arshara adalah gadis cantik, tidak terlalu tinggi, mungkin tinggi Arshara sekitar 155 cm. Arshara memiliki senyum yang manis, mata bulat nya berwarna hitam kecoklatan. Kulitnya yang cerah membuat orang orang di sekitar Arshara menganggap jika Arshara bukanlah warga asli di daerah ini.

Saat ini Arshara sedang berada di perpustakaan, Arshara mengembalikan buku yang sudah selesai dirinya pinjam untuk membaca ataupun dipelajari.

Arshara meminta izin guru penjaga perpustakaan untuk memilih buku yang menurutnya menarik untuk di pinjam. Arshara tengan berdiri di salah satu rak yang berisi buku tentang sejarah.

Sejarah yang menurut Arshara memiliki ketertarikan sendiri sehingga Arshara berkeinginan untuk meminjam nya. Akan tetapi, buku itu berada dalam rak yang agak tinggi. Karena tubuh Arshara yang di bilang mungil membuat nya tidak sampai untuk mengambil buku yang ketinggiannya lebih dari pada dirinya.

Arshara melihat sekeliling mencari benda yang mungkin bisa membuatnya mengambil buku, tetapi Arshara tidak melihat nya satu pun itu. Arshara meloncat-loncat berusaha mengambil buku itu, lama lama Arshara lelah dengan kegiatannya sendiri.

Arshara terduduk di lantai berusaha mengatur nafasnya yang belum teratur karena lelah melompat-lompat tadi. Arshara menundukkan kepalanya sambil mengatur nafasnya lagi, tiba tiba Arshara melihat ada seseorang yang berdiri di depannya.

Bukan karena Arshara mendongakkan kepalanya, tetapi karena Arshara melihat adanya sepasang sepatu berada di depannya.

Saat Arshara akan mendongakkan kepalanya, tiba-tiba kepala Arshara kejeduk sebuah benda. Arshara mengaduh, mengusap kepalanya yang sedikit terasa sakit. Lalu Arshara kembali mendongakkan kepala nya, yang menyentuh kepala nya tadi adalah sebuah buku yang di ingiinkan Arshara tadi.

Mata Arshara berbinar melihat nya, lalu segera berdiri dan menyaut buku itu. Tetapi buku itu menjauh, karena seseorang yang membawa dan menyodorkan buku kepada Arshara tadi menarik tangannya, membuat Arshara tidak dapat mengambil buku nya.

Arshara melengkungkan bibirnya lalu melihat seseorang itu dengan mendongakkan kepala nya. Karena tinggi Arshara dengan seseorang itu sangatlah berbeda jauh. Tinggi Arshara saja hanya sekitar 155 cm, sedangkan tinggi orang itu sekitar 184 cm.

Arshara terkejut saat melihat seseorang itu. Seseorang yang sering kali membuat masalah di dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah. AKSARA.

Aksara memiliki sifat yang dingin, pemaksa, bahkan saat Aksara menginginkan sesuatu, Aksara harus bisa mendapatkan apa yang dirinya inginkan. Hampir semua siswa dan siswi menjauhi Aksara. Bukan karena takut, tetapi menjuhi karena agar terhindar dari masalah dan tidak mau memiliki urusan pada Aksara dan teman-temannya.

Arshara berniat pergi, menghindari Aksara karena jika berurusan dengan orang itu, pasti Aksara tidak akan melepaskan seseorang yang mungkin di anggap telah masuk dalam kehidupannya.

Saat Arshara akan melarikan diri, tiba-tiba Arshara merasa jika tanggannya tengah di tahan oleh seseorang. Yang Arshara yakini adalah seseorang yang diri nya hindari. Membuat tubuh Arshara menjadi tegang dan kaku.

Arshara mengatur nafasnya agar merasa rileks. Arshara menoleh untuk melihat tangannya, lalu melihat Aksara. Ternyata Aksara juga tengah menatapnya, membuat Arshara menjadi salah tingkah. Aksara mengulurkan tangannya dengan buku yang berada di genggaman nya lalu memberikannya pada Arshara.

Melihat hal itu membuat Arshara sediki ragu dengan perlakuan Aksara. Dengan ragu Arshara lalu segera menyaut buku itu lalu menatap Aksara sambil memaksakan senyumnya , lalu Arshara langsung melarikan diri nya karena tidak mau berlama-lama di dekat Aksara.

Aksara melihat punggung Arshara yang semakin menjauh lalu menghilang karena tidak tidak terlihat karena adanya rak buku yang membuat tubuh mungil Arshara tenggelam. Aksara tersenyum.

Arshara tengah menunggu ojek online di luar gerbang sekolah, tetapi hampir 20 menit menunggu ojek online nya tidak kunjung datang membuat Arshara lelah serta bosan karena telah lamanya Arshara menunggu.

Ada notif masuk pada hp nya, Arshara segera melihat ternyata notif itu datang dari aplikasi gojek yang telah Arshara donwload pada hp nya memberitahu bahwa ojek online yang telah Arshara pesan tiba-tiba membatalkannya begitu saja. Hal itu membuat Arshara hampir menangis.

Lalu dengan rasa kecewa nya Arshara memutuskan untuk berjalan kaki melewati trotoar. Dahi Arshara di banjiri oleh keringat karena terkena sinar matahari  yang begitu terik dan menyengat.

Arshara melihat sebuah warung, dirinya berniat membeli minuman karena haus. Arshara mampir ke warung itu lalu langsung memesan minuman yang disediakan pada menu tanpa melihat sekitar.

Pemilik warung menganggukan kepalanya dan mempersilahkan Arshara untuk duduk lebih dulu. Arshara duduk dan merenggangkan tubuhnya yang lelah karena terlalu jauh dan lama berjalan. Sudah merasa enakan, tiba-tiba seseorang bersuara di dekat telinganya, hal itu membuat Arshara hampir jatuh dari kursinya karena terkejut.

Orang yang bersuara tadi tertawa keras melihat Arshara. Arshara melihat orang itu sambil memelototkan matanya, Arshara marah pada orang itu. Arshara mengomeli nya dan memukuli orang itu dengan tangannya hingga membuat orang itu mengaduh.

Karena lelah Arshara berhenti, lalu menatap orang itu dengan sangat-sangat marah. Bukannya terlihat garang, tetapi di mata orang-orang itu Arshara terlihat sangat lucu dan menggemaskan dengan mata bulat nya, alis dilengkungkan, juga bibirnya yang sedikit manyun.

Orang itu menyuruh Arshara untuk tenang dulu karena tidak kuat melihat Arshara yang begitu sangat menggemaskan bagi nya. RAFFA. Arshara mengenal Raffa karena dia tinggal di area perumahan Arshara.

Bukan itu saja, Raffa juga satu sekolah dengannya tetapi beda kelas. Bisa di katakan jika Raffa adalah salah satu teman akrab Aksara. Arshara baru menyadari jika di depannya ini adalah Raffa, berarti sahabat dekat Raffa pasti ada disini juga.

Lalu Arshara mengedarkan pandangannya dan ternyata juga ada seseorang yang ia temui di perpustakaan tadi. Tiba-tiba pemilik warung memanggil Arshara, memberi tahu jika minumannya sudah jadi.

Setelah membayarnya, tanpa mengucapkan sepatah katapun kepada Aksara dan Raffa serta teman-teman nya yang lain Arshara langsung berjalan keluar lalu memberentikan sebuah angkutan umum yang menuju ke arah perumahan tempat tinggal nya.

Malam hari nya, Arshara duduk di kursi belajar nya. Arshara membuka laci untuk mencari sebuah benda, saat mengobrak-abrik nya tiba-tiba sebuah benda nya jatuh. Sebuah benda yang berhasil menyita perhatian Arshara.

Arshara membungkuk mengambil benda yang jatuh tadi. Nyatanya benda itu adalah sebuah foto, yang di dalam gambar foto itu adalah berisi empat orang anak kecil, tiga anak laki-laki dan seorang anak perempuan.

Yang Arshara kenali hanyalah seorang anak perempuan itu, Arshara sendiri. Anak kecil perempuan itu adalah Arshara. Di dalam foto itu, Arshara mengenakan seragam berwarna biru muda dan kaos kerah putih. Arshara tidak terlalu mengenali tiga sosok anak laki-laki itu.

Arshara lupa dengan mereka semua, bahkan sewaktu lalu Arshara tidak mengenali mama nya sendiri. Bisa dikatakan jika Arshara mengalami lupa ingatan (amesia). Bukan! Bukan amesia yang lupa akan segala hal. Arshara hanya mengalami lupa ingatan sementara, terkadang Arshara mengingkat suatu hal tetapi tidak dapat mengingkat nya dengan sangat jelas.

Tiba-tiba kepala Arshara mendadak pusing, Arshara segera mengambil beberapa obat nya yang berada di nakas dekat tempat tidurnya. Setelah meminum obatnya, Arshara duduk di ranjang tidurnya sambil mengatur nafas nya. Setelah lebih tenang Arshara lalu membaringkan tubuhnya.

Sekilas Arshara melihat adanya sebuah bayangan yang membuat Arshara menjadi bimbang, memang tidak jelas. Tetapi bayangan yang Arshara lihat adalah beberapa anak kecil yang mengenakan seragam persis seperti dalam foto yang Arshara temukan tadi. Selepasnya, Arshara sadar jika ketiga anak laki-laki itu ada di dekat Arshara, Arshara mengenali nya.

Segerombol siswa laki-laki datang memasuki area sekolah menaiki motor yang mereka kendarai masing-masing, Arshara menatap segerombolan tadi, dua di antara mereka adalah sosok yang benar-benar Arshara kenali.

Arshara mengamati apa yang dilakukan mereka semua. Terlalu fokus mengamati, Arshara tidak sadar jika salah satu orang dalam gerombolan itu juga sama-sama menatap Arshara. Arshara menoleh ke salah satu orang itu, nyatanya sama.

Ternyata sosok yang menatap dan yang ditatap Arshara sama-sama saling melihat satu sama lain. Mata bulat itu bertemu dengan mata tajam milik Aksara. Arshara kaget, lalu dirinya segera menatap arah lain agar pandangan Arshara tidak bertemu dengan tatapan mata tajam Aksara.

Arshara lalu pergi dari tempat berdirinya dan memasuki ruang kelas nya. Seharusnya jam pelajaran sudah di mulai sejak 25 menit yang lalu, tetapi guru mata pelajaran tidak kunjung hadir di karenakan sedang ada rapat dadakan. Arshara mulai jengah dengan suasana kelas nya yang ramai.

Arshara beranjak dari duduk nya lalu pergi menuju taman belakang sekolah untuk mencari ketenangan. Arshara lebih suka ketenangan. Bukan karena dirinya tidak memiliki teman, tetapi karena Arshara termasuk dalam jajaran siswa yang introvet. Arshara sulit untuk berbaur dengan orang baru.

Arshara duduk di bangku taman, ia duduk  matanya melihat kupu-kupu beterbangan kesana-kemari mengelilingi bunga-bunga segar yang tumbuh di pekarangan taman. Arshara termenung, tiba-tiba Arshara mengingat suatu kejadian yang semalam terlintas di pikirannya.

Saat akan berdiri dari duduk nya, tiba-tiba Aksara datang membawa sebuah kertas  yang dilipat dan menaruhnya di paha Arshara. Aksara duduk di samping nya. Arshara mengambil kertas itu lalu menoleh ke samping menatap Aksara.

Merasa dirinya tengah di perhatikan Aksara menoleh menatap Arshara, Arshara yang ditatap balik menjadi salah tingkah. Aksara mengangkat dagunya memberi isyarat kepada Arshara untuk membuka lipatan kertas itu. Lalu Arshara menatap kertas itu dan segera membukanya.

Arshara terkejut setelah membukanya. Ternyata isi kertas itu adalah potongan foto tentang peristiwa yang membuat diri nya selalu bergantung pada obat. Foto yang membuat Arshara menjadi lupa ingatan sementara. Foto itu juga memberikan sebuah saksi jika Arshara menjadi seperti ini bukan karena dirinya sendiri.

Tetapi karena salah satu orang terdekatnya yang sengaja membuat Arshara bergantung pada obat agar mereka bisa memanfaatkan kondisi Arshara, tetapi sebelum mereka memanfaatkan Aksara, sebuah peristiwa juga lebih dulu menghampiri mereka sehingga Arshara menjadi sedikit bebas dari rencana.

Arshara menoleh pada Aksara dengan mata nya yang memerah. Arshara menangis, lalu Arshara menunduk sambil terisak. Dalam segejap tubuh mungil Arshara berada dalam rengkuhan Aksara. Membiarkan Arshara menangis dalam pelukannya.

Sedikit lebih tenang, Arshara melepaskan diri dalam pelukan itu. Lalu menatap Aksara dan berbicara jika Arshara mengingat kejadian-kejadian di masa lalu saat dirinya masih kecil, Arshara juga mengatakan jika dirinya mengingat orang-orang yang berada dalam foto yang Arshara temukan di laci meja belajarnya.

Juga sebelum kejadian fatal yang membuat kondisi Arshara menjadi seperti ini. Aksara paham, ia mengangkat sudut bibirnya. Aksara tersenyum. Aksara bahagia jika Arshara bisa kembali mengingat kejadian masa lalu saat bersama dirinya maupun orang-orang yang mengelilingi kehidupannya.

Ternyata empat orang anak kecil di dalam foto itu adalah Arshara, Aksara, Raffa, dan juga seorang anak kecil yang membuat Arshara menjadi seperti ini.