Misi Rahasia 2

Dursle – Bau basah tanah dari sisa hujan semalam masih dapat Daffa rasakan. Daffa mengemasi semua barang barangnya, hari ini Daffa dan Papahnya akan pindah ke luar kota.

Daffa duduk di mobil dengan wajah datar, sesekali ia melihat ke arah luar jendela, langit begitu cerah pagi ini. Setelah perjalan yang panjang akhirnya mereka sampai juga di tempat tujuanya.

Papah Daffa membangunkan Daffa menyuruhnya untuk keluar dari mobil, Daffa merenggangkan tubuhnya untuk menghilangkan rasa kantuknya.  Ia melihat sekeliling rumah barunya yang sangat besar dan mewah namun Daffa masih merasa kosong.

Papah Daffa menyuruhnya untuk lekas pergi ke kamar dan istirahat, Daffa tidak boleh lupa dengan tujuanya pindah kesini. Daffa menghela nafas lelah, ia capek harus berinteraksi dengan orang baru lagi, belum tuntutan dari papahnya yang membuat Daffa tertekan.

Daffa duduk di samping jendela sambil melihat foto perempuan yang telah dikirim oleh Papahnya. Pak Melviano Menyuruh Daffa untuk mendekati gadis tersebut, lalu membawa perempuan itu kepadanya untuk di sandera.

Daffa tidak habis fikir kepada Papahnya itu. Aawalnya Daffa menolak tetapi mau bagaimana lagi Papahnya itu sangat keras kepada Daffa. Daffa sangat lelah menghadapi ulah Papahnya itu berulangkali Daffa mencoba untuk bunuh diri namun pada ahirnya ia masih hidup.

Jika saja ibunya masih hidup pasti nasibnya akan berbeda. Papahnya hanya mengganggap Daffa sebagai barang dan menyuruhnya seenaknya.

Pak Melviano dan Pak Bramastra dahulu adalah teman akrab. Mereka membuka usaha bersama sama sedari mereka masih remaja. Namun ada kesalah pahaman kecil diantara mereka berdua yang menyebabkan akhirnya mereka bermusuhan.

Pak Bramastra berasal dari keluarga kaya raya hampir semua usaha yang mereka bangun Pak Bramastra lah yang memodali. Saat Ayah Pak Bramastra melihat anaknya membuka usaha sendiri ia mengembangkan usaha anaknya dengan mengenalkan kepada perusahaan teman temannya.

Berkat Ayahnya Pak Bramastra usaha mereka menjadi lebih terkenal namun hanya Pak Bramastra lah yang diakui oleh perusahaan tersebut. Pak Melviano merasa di hianati walaupun ia tidak memberikan modal sebesar Pak Bramastra tetap saja ia ikut serta membangun usaha tersebut.

Hari sudah mulai pagi Daffa mengecek seragam barunya memastikan ia sudah memakai dengan lengkap. Daffa duduk di meja makan untuk menikmati sarapan pagi yang telah di buatkan oleh bibinya.

Setelah merasa kenyang Daffa keluar menuju bagasi berniat mengambil kunci motor kesayanganny itu, ternyata ayahnya sudah siap untuk mengantarnya menggunakan mobil. Namun Daffa tidak menghiraukan Papahnya itu ia memilih berangkat dengan motornya itu.

Papahnya juga sempat berpesan kepada Daffa agar tidak lupa dengan tujuanya.

Daffa mengikuti langkah kepala sekolah menuju kelas barunya. Pak kepala sekolah menghentikan langkahnya di kelas IPA 2. Mata Daffa melirik kesana kemari mencari perempuan yang di maksud papahnya.

Guru yang ada di kelas menyuruh Daffa untuk memperkenalkan dirinya lalu menyuruhnya untuk duduk di belakang perempuan bernama Hani. Daffa melirik sekilas wajah Hani, tidak salah lagi wajah Hani sangat mirip dengan foto yang Papahnya kirim semalam.

Anehnya Hani tidak memperhatikanya sedikitpun sedangkan teman teman perempuan lainya ribut membicarakan dirinya. Daffa jadi tertarik dengan Hani.

Daffa mendekati Hani dengan perlahan, Awalnya Hani adalah orang yang tidak mau banyak bicara, namun lama kelamaan Hani menunjukkan sifat aslinya Hani sangat ceria bahkan dia mau bercerita tentang masalahnya kepada Daffa.

Hani selalu bisa membuat Daffa tertawa dan melupakan masalahnya sejenak. Kata Hani Daffa adalah orang pertama yang menjadi temannya selain Haidar dan Kelvin, karena rata rata semua orang yang mendekati Hani memanfaatkan status kekayaan Hani .

Merurut Hani Daffa berbeda, ia mau mendengarkan cerita Hani dengan tulus. Hobi mereka juga sama yaitu melihat senja, hampir setiap sore Daffa mengajak Hani untuk melihat senja di bukit dekat rumah Daffa karena itulah mereka jadi dekat.

Saat melihat wajah Hani yang tersenyum manis Daffa selalu terbayang banyang rasa bersalah. Daffa tidak bisa membayangkan sehancur apa hati Hani jika mengetahui tujuan Daffa sebenarnya.

Haidar dan Kelvin sudah memperingatkan Hani agar tidak terlalu dekat dengan Daffa mereka mempunyai firasat buruk yang kuat.

Hari yang dinanti oleh Papah Daffa tiba ia sangat puas ternyata anak laki lakinya itu berguna juga. Pak Melviano tertawa puas melihat Hani tertunduk lemas. Ia mengelurakan ponselnya dari kantongnya jarinya mulai mengetik angka yang akan ia telepone, belum sempat panggilan terhubung Kelvin dan Haidar sudah tiba di tempat itu.

Haidar yang melihat adikknya tidak berdaya langsung menghampirinya, namun langkahnya di hentikan oleh anak buah Pak Melviano, Kelvin yang melihat hal itu segera memberi aba aba kepada orang orang bawahan Pak Bramastra untuk menyerang balik mereka.

Terjadilah perkelahian diantara mereka, Haidar sudah mulai kewalahan tubuhnya terpental kebelakang. Haidar mencoba bangkit namun tidak bisa, Daffa yang melihat hal itu langsung membantu Haidar. Pak Melviano yang melihat hal itu menjadi marah.

Pak Melviano mengambil pistol yang sudah ia sediakan di pinggangnya ia menodongkan pistolnya ke arah Hana. Pak Melviano berteriak ia tidak segan segan membunuh Hani, Daffa mencoba untuk mencegah papahnya namun papanya tetap menembakkan pistol tersebut kepada Hani, Daffa dengan sigap mendekap hani, Pak Melviano tidak percaya dengan apa yang ia lihat, dia telah membunuh anaknya sendiri?.

Pak Bramastra tiba di tempat dengan membawa banyak polisi. Pak Melviano ketakutan dan mencoba untuk kabur. Haidar yang melihat hal itu memberi aba aba kepada polisi untuk menangkapnya. Pak Melviano tidak dapat menghindar dari polisi ia ditangkap dengan tuduhan penculikan dan pembunuhan.

Pak Bramastra hanya melihat Pak Melviano dari kejauhan hatinya sakit melilhat teman yang dulunya selalu bersama berubah menjadi orang jahat.

Hani berjalan kesana kemari di depan ruang ICU dengan wajah panik, dia belum tenang jika belum mendengar kabar dari dokter bahwa Daffa baik baik saja. Hani tidak marah kepada Daffa ia mengerti kenapa Daffa melakukan hal itu pasalnya Daffa sering menceritakan perilaku buruk Papahnya itu, hanya saja Hani sedikit kecewa.

Dokter keluar dengan wajah yang sulit di tebak. Hani dengan gerakan kilat mendatangi dokter tersebut. Dokter mengatakan bahwa kemungkinan kecil untuk Daffa bisa bertahan hidup. Entah kenapa Hati Hani menjadi sesak, ia memegangi dadanya dan menangis tersedu sedu Kelvin yang melihat Hani seperti itu mencoba untuk memenangkan Hani dengan memeluknya. Haidar juga ada di sana namun ia memilih untuk diam saja.

Hani memasuki ruangan tempat Daffa di rawat, banyak selang tertancap di tubuh Daffa, air mata Hani mengalir tanpa ia sadari. Ia memengang tangan Daffa dengan tulus berharap ada keajaiban dari Tuhan.

Hani berbisik kepada Daffa ia mengatakan Daffa harus kuat, Daffa harus bisa hidup bebas tanpa adanya kekangan, Hani berjanji jika Daffa sembuh Hani tetap akan berteman dengan Daffa bagaimana pun keadaanya.

Hani merasa ada gerakan pada tangan Daffa, Hani menyuruh Kelvin segera memanggil dokter. Daffa mencoba membuka matanya perlahan hal pertama yang ia lihat adalah Hani, ia tersenyum kecil melihat Hani baik baik saja. Daffa mencoba mengatakan sesuatu, dengan terbata bata ia  mengucapkan maaf kepada Hani, Haidar dan Kelvin seharunya ia tidak menuruti perintah Papahnya itu.

Daffa sangat menyesal ia siap jika mereka semua membencinya. Hani menggelengkan kepalanya ia mengatakan bahwa ia tidak apa apa yang terpenting adalah kesehatanya. Daffa hanya tersenyum kecil sembari mengucapkan terimakasih.

Tangan Daffa jatuh dari genggaman Hani, Daffa tidak sadarkan diri, dokter menyuruh mereka untuk keluar dari ruangan. Hani meyuruh Dokter untuk memberikan yang terbaik untuk Daffa.

Namun takdir berkata lain Daffa sudah tidak bisa diselamatkan. Hani mencoba untuk tidak menagis karena ia harus iklas, tapi semakin ia menahan air matanya semakin sesak dadanya.

Hani menaburkan bunga mawar yang masih segar pada kuburan Daffa. Hani berharap Daffa bisa tenang di atas langit sana, Daffa sudah bisa hidup bebaskan disana? Daffa pasti bisa bahagia disana.

Hani akan selalu mendoakan Daffa dari sini. Haidar dan Kelvin juga sudah memaafkan Daffa dengan tulus. Mereka berjanji akan sering mampir jika ia senggang. Haidar mengajak Hani untuk segera pulang karena hari sudah mulai malam.

Hani sengaja menengok kebelakang ia melihat sosok Daffa yang sedang tersenyum, entah mengapa hati Hani menjadi lega. Hani tersenyum lebar lalu menyusul Haidar dan Kelvin yang mulai menjauh.